Global Fire Power (GFP) merupakan suatu website yg menyediakan analisis kapabilitas militer sebahagian besar negara-negara didunia, GFP ternyata menempatkan Indonesia jadi negeri dgn militer terkuat urutan 12 didunia. Posisi Indonesia pas di bawah Israel & di atas negeri Kanguru Australia.Dgn posisi ini, militer Indonesia tentu jadi negara paling kuat dan paling terdepan militernya di bandingkan negara-negara yang ada di Asia Tenggara. 
Militer Indonesia Menjadi yang Terkuat Se-Asia Tenggara, Ini Kata Pengamat Militer

Pengamat Militer dr Digimed Karya Imaji bernama Anton Aliabbas memberi tanggapan positif terhadap analisis yang diberikan GFP tersebut. Namun begitu, ia mempunyai anggapan bahwa kekuatan militer negara kita Indonesia baru hanya sebatas kuantitas semata. “Kalau indikatornya kuantitas, ya (memang terdepan). Namun apabila dari sisi mutu dan kualitas belum, ada banyak PR yg mesti diselesaikan,” ucap Anton kala dihubungi Tempo pada hari Ahad, 4/10/2015. 

Di tinjau dari masalah budget pertahanan, kata Anton, secara umum ada semacam peningkatan budget utk militer Indonesia akhir-akhir ini. Alutsista yg dipunyai Indonesia dari sisi kuantitas tambah baik dibandingkan dengan negara Singapura atau Malaysia misalnya. Tapi dari aspek kualitas dan mutu, baik senjata ataupun kesejahteraan prajurit dan tentara, menurut Anton, belum pasti Indonesia paling baik dibandingkan negara-negara Asia tenggara atau ASEAN.

Anton menyampaikan ada kekuatan militer yg dibentuk pada 1971 dinamakan dengan FPDA (Five Power Defence Arrangement). Negara-negara yg masuk dalam keanggotaan FPDA ini adalah diantaranya negera Singapura, negeri jiran Malaysia, juga Inggris, negeri Kanguru Australia, & New Zealand. Kalau dari salah satunegara tersebut diserbu Indonesia, negara-negara lainnya yg jadi anggota bisa langsung mambantu. “Mereka miliki aliansi, tetapi Indonesia sampai saat ini tidak,” tuturnya. 

Anton mengatakan bahwasanya bukan cuma soal banyak dan kuantitas yg mesti dioptimasi Indonesia, melainkan transparansi dan keterbukaan juga akuntabilitas maksimal masalah pembelian alutsista perlu ditingkatkan lagi. Dia mencontohkan dengan pembelian pesawat tempur sukhoi yg belum didapati persis harga per unit pesawat tempur itu. Blm lagi tak adanya audit yang professional yg dilakukan setelah dilakukan pembelian alutsista yg dilakukan pihak TNI. 

Kesejahteraan prajurit dan tentara-tentara TNI, tegas Anton, pun mutlak harus dipenuhi. Tidak cuma kesejahteraan dari sisi penghasilan saja misalnya, melainkan jaminan kesehatan & pendidikan bagi keluarganya. (Sumber: tempo.co).

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkann berkomentar dengan bijak , kami sangat mengharapkan komentar anda , dan saran anda , bagi kami itu adalah sebuah kehormatan tanks

 
Top