Hak siar f1 sepanjang tahun 2014, 2015, 2016 di Indonesia dan dunia. Mau tak mau dipercayai bahwa peran business makin kuat dlm tiap-tiap tipe dan jenis kejuaraan olahraga khususnya yang bertaraf internasional, tidak hanya balap Formula One (atau lebih dikenal dengan F1).Sangat Disayangkan, saat nilai business justru terasa lebih gede dr nilai dan rasa olahraga itu, akhirnya cuma rasa kecewa yg bisa didapatkan.
Kendala Pemegang Hak Siar F1 Tahun Demi Tahun

Itulah yg di rasakan oleh para pencinta F1 dlm sekian banyak th belakangan dewasa ini. Mereka yg dulu nya teramat mencintai balapan F1, sekarang ini mesti meninggalkan F1 yg dinilai tak lagi memberiakn hiburan dan menyajikan apa yg semestinya disajikan layaknya beberapa tahun lalu.

“Mereka maunya olahraga yg kompetitif, bukan cuma pertunjukan semata. Mereka berpikir, peran bisnis di F1 sudah jadi demikian utama dan penting, sampai-sampai sangat membahayakan kenyamanan penikmat olahraga ini. Hal ini sungguh memprihatinkan,” terang bapak Ketua Asosiasi Pembalap Grand Prix yaitu Alex Wurz, beberapa saat lalu, seperti di muat oleh Motorsport. 

Rasa dan nilai business benar-benar begitu kuat pengaruhnya terhadap balapan F1. Minimal ada 2 kegiatan business yg dengan cara terang sudahmenjauhkan F1 dgn para pemirsa dan penonton setia nya hingga kini. 

Hak siar f1 di dunia termasuk di Indonesia

Silahkan ambil sample di salah satu negara Eropa terkemuka yaitu negara Inggris. Semenjak tahun 2012 bahkan sampai tahun 2016 ini, apabila mau menonton F1, para fans di negara Inggris mesti membayar pada tv Sky Sports yg telah mengambil alih semua hak siar, bahkan lebih banyak dari stasiun tv BBC sbg pemegang hak siar f1 pada waktu sebelumnya. 

Sekian Banyak sumber menyebut, BBC malas melanjutkan pengambilan semua hak siar f1 tahun- tahun mendatang secara penuh sebab merasa sangat terbebani dgn peningkatan harga yg sekarang jadi lebih dr 30 jt pounds (kalau dalam rupiah kurang lebih 620 milyar) per thn-nya. 

Sky Sports juga bersedia mengambil sebahagian dgn membayar se gede 25 jt pounds (kalu dalam rupiah sekitar 516 milyar). Disayangkan, mereka malas menyiarkan dengan cara free. 
hal tersebut menyulitkan para penonton setia yg telah terbiasa menonton F1 tidak dengan mesti berbayar. Soalnya saat sekarang mesti membayar, mereka malas melakukannya & akhirnya telah tak lagi menyaksikan dan mengikuti seri demi seri F1 tahun ke tahunnya. 

Jatah Pendapatan Hak Siar yang Tebang Pilih

Anggaran hak siar yg di peroleh F1 senantiasa di bagikan pada tim-tim kontestan dan peserta di tiap-tiap musim nya. Cuma saja, total jumlah uang yg tidak sama yg di terima tiap-tiap tim rupanya jadi salah satu problem dan masalah krusial di f1.

Sekian Banyak sumber menyatakan, tim-tim dgn nama gede, seperti tim Ferrari & Mercedes, bakal mendapat total jumlah uang yg lebih gede dri tim-tim pendatang baru atau tim kecil, sebagaimana halnya Manor Racing (dulu Marussia) & Caterham. 

Di tambah dgn susahnya mencari para sponsor, fenomena berupa ketidakadilan penyaluran dan distribusi hak siar membuat tim Manor Racing & Caterham makin menderita dan khawtir bakal bangkrut. Begitu jauh nya jurang finansial makin menciptakan suasana persaingan tak sehat, mereka susah membangun tim utk menyaingi kemjuan tim-tim kelas papan atas.

Menyaksikan faktor itu, tidak heran F1 cuma menyajikan jawara yg itu-itu aja sepanjang seri. sulit sekali rasanya mampu menyaingi tim besar jika jarak persaingan sudah begitu melebar di semua tim balap f1.

Diperparah minimnya variasi kejuaraan, hasilnya para penonton pula merasa jenuh utk terus-menerus menyaksikan dan mengikuti seri F1 tiap-tiap musim nya.

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkann berkomentar dengan bijak , kami sangat mengharapkan komentar anda , dan saran anda , bagi kami itu adalah sebuah kehormatan tanks

 
Top